Pohon besar nan rindang tumbuh dari akar yang kokoh. Bangunan megah nan indah tumbuh dari kerangka fondasi yang kuat. Hal-hal yang demikian juga berlaku pada keilmuan dan keimanan Islam seorang hamba mukminin.
Ilmu Islam hanya akan mampu tertanam kokoh dalam hati dan akal seorang muslim bilamana dasar-dasar ilmunya sudah dikuasai. Menguasai dasar-dasar ilmu Islam artinya sudah mempelajari dan memahami Islam dari titik keilmuan yang paling dasar. Tiada apapun yang akan tercipta dari kuatnya dasar keislaman seseorang kecuali kebahagiaan hakiki dalam urusan duniawi dan ukhrawinya.
Indikator utama yang menandakan sehatnya logika seorang muslim adalah menjadikan dasar-dasar ilmu Islam sebagai prioritas teratas dalam hidupnya. Bagaimana tidak? Prioritas hidup yang demikian sudah pasti mendapat jaminan kebahagiaan dari Allah subhanahu wata’ala, pencipta dan penguasa seisi alam semesta. Konyol sekali bila kita menjauhkan diri dari benefit terdahsyat semacam itu, lebih-lebih menukarnya dengan kenikmatan dunia semata.
Prioritas berikutnya yang harus kita renungi secara super cermat setelah mementingkan belajar Islam adalah tahu titik yang paling awal untuk mempelajari Islam. Jangan sampai kita hanya sibuk terombang-ambing oleh beragam arus narasi kompleks yang bahkan bukan wewenang kita untuk terjun di dalamnya. Perilaku semacam rutin debat online hingga bermudah-mudahan dalam saling mencela adalah realita yang menandakan banyaknya umat muslim yang belum mengetahui dari manakah seharusnya ilmu Islam itu dipelajari.
“Dan, dengan kita ikut dalam Ma’had ‘Ilmi, kita pun merasakan memahami agama itu memang betul-betul dari dasar. Sehingga, pemahaman agama itu menjadi lengkap, tidak sepotong-potong. Ini berbeda halnya kalo kita tidak belajar dengan ‘tadriji’. Dengan tersistem, terstruktur, sedikit demi sedikit” ungkap Ustadz Rizki Amipon Dasa hafizhahullahu ta’ala dalam salah satu kesempatan liputan oleh YPIA Academy.
Ustadz Rizki Amipon Dasa merupakan salah satu alumni Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta dari angkatan 2008. Beliau menyampaikan bahwa sangat banyak manfaat yang bisa umat muslim raih dengan bergabung menjadi santri di Ma’had Al-‘Ilmi Yogyakarta. Di antara berbagai manfaat yang beliau paparkan, manfaat terbesar menjadi santri Ma’had ‘Ilmi adalah mendapatkan kemampuan berpikir secara lebih terarah, logis, dan terkendali di bawah Al-Quran dan As-Sunnah. “Sehingga kita bisa gunakan ini sebagai benteng bagi kita, untuk menangkal berbagai macam pemahaman yang menyimpang. Supaya kita bisa istiqomah, di manapun kita berada”, ujar beliau selaku alumnus.
Dengan model pembelajaran yang fleksibel, terstruktur, dan biaya terjangkau, Ustadz Rizki Amipon Dasa melihat Ma’had ‘Ilmi sebagai sebuah program yang luar biasa. Video testimoni selengkapnya dari beliau dapat kita simak bersama di akhir artikel ini. “Semoga Allah subhanahu wata’ala membimbing kita dan memberikan kita keistiqomahan,” ucap beliau di akhir testimoni terkait.
