Jangan Tertipu!

Oleh: Ustadz Ari Wahyudi S.Si

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata:

Janganlah seorang insan terpedaya oleh dirinya sendiri!

Janganlah seorang terbuai dengan kesalihan dan keistiqomahan dirinya, sehingga dia merasa aman dari penyimpangan/kesesatan!

Betapa banyak orang beriman yang terjerumus dalam penyimpangan, meskipun dia muslim, bahkan meskipun dia dahulunya orang ‘alim/ahli ilmu! Allah jalla wa ‘ala pun menyimpangkan mereka akibat berbagai penyimpangan yang muncul dari diri mereka…

Janganlah seorang insan merasa dirinya aman/bebas dari ancaman keburukan lalu menganggap suci/mentazkiyah dirinya sendiri. Lalu dia berkata, “Demikianlah sepantasnya, karena tidak ada masalah pada diriku.” “Saya seorang mukmin.” “Saya seorang ‘alim.” Kemudian dia merasa bebas dari penyimpangan. Dia pun bergaul bersama orang-orang yang tidak baik, mendengarkan penuturan mereka, dan melihat/menceburkan diri ke dalam fitnah-fitnah.

Dia mengira bahwa dirinya sudah mengerti, dirinya mukmin, sehingga tidak mungkin akan tertipu. Tidak boleh seorang itu merasa aman atas dirinya sendiri/merasa bebas dari bahaya dan keburukan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati manusia itu berada di antara dua jari diantara jari-jemari ar-Rahman.” Oleh sebab itu jangan sampai dia merasa dirinya aman/bebas dari fitnah…

Padahal, Nabi Ibrahim kekasih Allah ‘alaihish sholatu was salam berdoa, “Wahai Rabbku, jauhkanlah aku dan anak-anak keturunanku dari menyembah patung. Wahai Rabbku, sesungguhnya mereka itu telah menyesatkan banyak diantara manusia.”

Seorang insan tidak semestinya merasa dirinya aman dari jeratan fitnah dan su’ul khotimah. Walaupun dia adalah termasuk golongan orang yang paling salih sekalipun… Dia tidak bisa menjamin dirinya pasti bisa meraih husnul khotimah. Meskipun dia adalah orang yang paling salih sekalipun.

Demikian juga, jangan sampai orang berputus asa dari rahmat Allah, walaupun dia termasuk golongan orang yang paling kafir sekalipun. Karena bisa jadi Allah anugerahkan kepadanya taubat lalu dia meninggal di atas Islam sehingga masuk ke dalam surga. Selama orang itu masih dalam lingkaran kehidupan, maka masih ada kemungkinan baginya untuk terbawa ke sini atau ke situ. Ingatlah, bahwa amal-amal itu dinilai dengan akhir/penutupnya.

📽️ Sumber Video :

Ladang amal jariyah untuk Anda

Scroll to Top