Bagi mereka yang baru memulai perjalanan sebagai penuntut ilmu, yang baru memasuki dunia ngaji, sebaiknya tidak terburu-buru untuk memahami secara mendalam masalah firaq (aliran-aliran sesat) dengan segala variasi penyimpangan dan karakteristiknya.
Sebagai penuntut ilmu pemula (seperti diri saya sendiri), sebaiknya kita fokus pada pemahaman dasar-dasar tauhid dan akidah Ahlussunnah, prinsip-prinsipnya, dan kaidah-kaidahnya, baik secara luas maupun mendalam. Mulailah dengan pemahaman secara menyeluruh, kemudian kita bisa memperdalam pengetahuan kita. Sebagaimana kata para ulama:
“Orang yang terhalang dari pemahaman ushul (perkara pokok dan mendasar) akan kesulitan mencapai pemahaman yang benar.”
Mempelajari masalah firaq secara mendalam ketika masih dalam tahap pemula adalah sebuah kesalahan dalam metode belajar.
Syaikh Shalih Al Fauzan dalam menjelaskan masalah firaq menyatakan, “Terdapat banyak sekali cabang-cabang firaq. Jika ada yang ingin memahaminya lebih lanjut, silakan merujuk pada kitab-kitab yang membahas firaq, seperti Al Milal wan Nihal karya Asy Syahrastani, Al Farqu bainal Firaq karya Al Baghdadi, Maqalatul Islamiyyin wakhtilaful Mushallin karya Abul Hasan Al Asy’ari, Al Fashl fil Milal wal Ahwa’ wan Nihal karya Ibnu Hazm…”
Lalu beliau menyatakan, “Aku tidak ingin penuntut ilmu pemula terlibat dalam pembahasan perbedaan firaq ini, karena hal itu bisa membuat pemikirannya menjadi rumit. Namun bagi orang yang telah memiliki pengetahuan yang matang, tidak masalah untuk mempelajari masalah ini” (Ithaaful Qari, hal. 287).
Hal yang dimaksudkan adalah membahas firaq seperti Khawarij, Mu’tazilah, Jahmiyah, Murji’ah, dan lainnya. Hal ini sebaiknya tidak dibahas secara mendalam oleh penuntut ilmu pemula, tetapi cukup dengan pemahaman yang sekilas saja.
Jangan sampai penuntut ilmu pemula terbebani dengan pembahasan tentang label-label kelompok yang terkadang bersifat semu, seperti: Rojaliyun, Hajuriyun, MLM, Sha’afiqah (dalam artian sempit), dan lain sebagainya. Hal ini justru akan mengganggu proses pembelajaran bagi mereka yang baru memulai ngaji atau masih pemula. Jika hal ini yang diajarkan, maka jelas ini merupakan kesalahan dalam penyampaian ilmu.
Oleh karena itu, fokuslah pada pemahaman akidah dan manhaj Ahlussunnah, baik secara menyeluruh maupun mendalam. Semoga Allah ta’ala memberi petunjuk dan kemudahan dalam proses belajar kita.
Ustadz Yulian Purnama, S.Kom adalah salah satu alumni ma’had ilmi Yogyakarta yang turut aktif membina beberapa aktivitas dakwah yang ada di Yogyakarta. Nasehat bliau ini sangat perlu kita perhatikan sebagai penuntut ilmu syar’i.