Dalam sebuah perbincangan, seorang Dosen mengisahkan tentang berbagai tipe mahasiswa. Salah satunya adalah kupu-kupu (Kuliah pulang, kuliah pulang) yang hanya berfokus pada kuliah dan pulang. Mereka tidak memiliki kesibukan lain di luar perkuliahan. Ada juga kura-kura (kuliah rapat. kuliah rapat) yang aktif dalam organisasi ekstra dan rapat selain kuliah.
Namun, ada tipe mahasiswa lainnya, yaitu kuda-kuda dan kuji-kuji. Mahasiswa kuda-kuda (kuliah dakwah,kuliah dakwah) selalu terlibat dalam kegiatan dakwah, baik di kampus maupun di luar kampus. Tipe ini semakin langka.
Ada juga mahasiswa kuji-kuji (kuliah ngaji,kuliah ngaji) yang rajin menghadiri majelis ngaji setelah kuliah. Mereka menyadari bahwa jiwa juga membutuhkan makanan, seperti halnya tubuh membutuhkan makanan fisik.
Makanan rohani bagi mereka adalah ilmu dan nasihat iman. Mereka mempelajari Al-Qur’an, penjelasan ulama Islam, dan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam berbagai literatur Islam.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, Dia akan memberikan pemahaman dalam agama.”
Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan pengetahuan agama. Belajar Islam bukanlah hak istimewa anak pesantren semata. Meskipun ada beberapa pesantren yang terkenal karena penyimpangan, bukan berarti semua pesantren sesat.
Mahasiswa tidak boleh mengabaikan agamanya. Ilmu agama adalah jalan yang akan membimbing mereka menuju surga. Baik menjadi tipe kura-kura, kupu-kupu, atau kuda-kuda, semua tidak boleh melupakan pembelajaran ilmu agama.
Terlebih lagi, di sebagian kampus, kita dapat menemui dosen umum yang juga memiliki keahlian dalam ilmu agama. Mengapa tidak belajar Islam dari mereka?
Jika ingin memperluas pengetahuan tentang Islam, membaca nasihat dan manfaat ilmiah yang disusun oleh ulama dan disajikan oleh para dai, termasuk kalangan profesional seperti dosen, dokter, dan alumni madrasah Ahlus Sunnah, silakan kunjungi situs: www.muslim.or.id atau www.muslimah.or.id.
Saudaraku, ingatlah bahwa kita hidup di masa yang penuh dengan fitnah dan kebingungan. Lindungilah diri dengan perisai ilmu dan pakaian takwa.