Di balik riuhnya kota Jogja dan keramaian perkuliahan, terdapat kisah inspiratif dari para mahasiswa yang sungguh-sungguh mengejar ilmu. Suatu kisah yang mengingatkan kita akan semangat luar biasa yang dimiliki oleh generasi penuntut ilmu sejati.
Terkadang, kita lupa betapa berharganya ilmu bagi mereka. Ada kisah seorang mahasiswa di salah satu kos-kosan di Kampung Hijrah. Dia menghadapi masa-masa sulit karena telah menghabiskan uang bulanannya untuk membeli kitab-kitab. Ketika bulan berikutnya tiba, dia harus mengandalkan telur mentah sebagai sumber makanannya. Tiap butiran telur mentah mengisyaratkan tekadnya untuk terus mengejar ilmu, meskipun harus mengorbankan kenyamanan.
Generasi seperti dia masih eksis, meski mungkin tak sebanyak dulu. Era teknologi membawa perubahan besar dalam akses ilmu, dengan kitab-kitab kini bisa diakses melalui layar. Namun, semangat belajar dan pengorbanan tak dapat digantikan oleh kemudahan teknologi. Sejarah mencatat pengorbanan ulama-ulama silam yang bahkan menjual atap rumah mereka demi membiayai pencarian ilmu.
Ada satu kampung yang menjadi tempat bernaung bagi ratusan mahasiswa yang cinta sunnah. Kos-kosan di Kampung Hijrah, dijalankan oleh YPIA, adalah tempat di mana semangat belajar ilmu agama bergema. Di sinilah para mahasiswa tak hanya tinggal, tetapi juga belajar dan berjuang bersama. Mereka adalah pejuang dakwah Islam yang berupaya memperkuat pemahaman agama di tengah arus modernisasi yang melanda.
Namun, mereka bukanlah pejuang yang berjuang sendiri. YPIA dan masyarakat yang peduli terus berupaya mendukung mereka dalam perjuangan ini. Kampanye ini adalah panggilan untuk bergabung dalam mendukung pengembangan dakwah melalui kos-kosan. Dukungan dalam bentuk apa pun, bahkan sekecil RP10.000, memiliki arti besar bagi para pejuang ini.
Pesan yang ingin diingatkan adalah meski zaman telah berubah, semangat belajar dan pengorbanan dalam menuntut ilmu tetap berharga. Kisah telur mentah sebagai makanan dan pengorbanan Imam Malik memberi kita pelajaran berharga tentang dedikasi dan tekad yang kuat. Ini adalah cerminan semangat yang seharusnya tetap hidup di kalangan para penuntut ilmu, tak tergantikan oleh perkembangan teknologi.
Mari bergandengan tangan untuk mendukung generasi penuntut ilmu di Kampung Hijrah melalui YPIA. Setiap dukungan memberikan sumbangan nyata bagi dakwah dan pengembangan ilmu agama di tengah masyarakat. Dengan mengingat semangat para mahasiswa tersebut, kita berharap ilmu tetap menjadi cahaya yang terus menyinari dan membimbing masa depan umat.