Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari

Search
Close this search box.

Bantu operasional kami

Bahasa Arab dan Jogja

Sekadar berbagi kisah dan pengalaman …

Banyak kelas bahasa Arab dibuka, tidak sedikit yang akhirnya berguguran. Bahkan ada kelas yang bubar di tengah jalan. Fenomena hampir terjadi di mana-mana, sejak dulu kala.

Di Jogja pun demikian adanya. Namun, ada sedikit yang berbeda. Saya melihat cukup banyak pula yang berhasil. Bermula dari menguasai bahasa Arab dasar, kemudian menjadi agen dakwah yang menyebarkan ilmu di tengah masyarakat.

Bagaimana kisah mereka ? Izinkan saya berbagi pengalaman tentang kisah saat bersama mereka.

Mereka bukanlah lulusan pondok pesantren. Mereka berstatus mahasiswa. Mereka hanya belajar bahasa Arab di sela-sela kesibukannya. Pagi hari sebelum kuliah atau sore/malam sesudahnya. Kelas diadakan di masjid-masjid sekitaran kampus UGM atau di kos-kosan/wisma. Ditambah kajian materi-materi dasar Islam lainnya.

Yang membuat mereka beda dengan yang lain, karena mereka tidak hanya belajar bahasa Arab, tapi juga mengaplikasikannya. Language is a habbit, begitu katanya. Boleh jadi mereka sedikit ilmunya, tapi banyak manfaatnya untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selain belajar bahasa Arab di kelas seperti kebanyakan orang yang pernah mempelajarinya, ada beberapa fenomena “plus” yang saya saksikan ada pada mereka, sehingga berbeda hasilnya dengan yang lainnya :

(1). Belajar dan sekaligus mengajar.
Satu hal positif yang saya saksikan adalah bagusnya estafet regenerasi belajar mengajar di kalangan mereka. Yang pernah belajar diamanahi mengajarkan kepada yang lain. Mengajar adalah salah satu proses belajar, bahkan bisa jadi merupakan metode belajar yang paling efektif. Banyak hal yang kurang dipahami ketika belajar, ternyata baru bisa dipahami dengan benar setelah mendapat amanah mengajar. Inilah yang mereka rasakan saat menjadi pengajar. Dengan mengajarkan orang lain ilmu, otomatis diri sendiri pun akan bertambah ilmu.

(2). Ngaji kitab.
Teori bahasa Arab nahwu-shorof akan bermanfaat ketika banyak dipraktekkan dengan membaca kitab. Salah satu caranya adalah dengan menghadiri kajian kitab. Ada pesantren mahasiswa, Ma’had ‘Ilmi namanya yang buku panduannya memakai kitab bahasa Arab. Selain itu banyak majelis kajian kitab di masjid-masjid sekitar UGM. Di sinilah kesempatan mereka untuk belajar membaca, menambah mufrodat (kosakata), dan belajar menerjemahkan. Disamping tentu mendapat materi ilmu itu sendiri.

(3). Menulis.
Website muslim/muslimah.or.id dan Buletin at Tauhid adalah media dakwah melalui tulisan yang dikelola oleh mereka saat itu. Termasuk juga dalam hal penulisnya. Membuat artikel akan melatih kemampuan ilmiah dalam menulis. Setidaknya akan memaksa untuk membuka rujukan kitab para ulama, membaca, menelaah, dan menerjemahkannya. Tanpa disadari, menulis akan meningkatkan kualitas berbahasa. Banyak dari mereka, yang kini menjadi penulis handal dan bermanfaat bagi umat.

(4). Mengumpulkan kitab.
Sudah belajar bahasa Arab, tapi tidak punya kitab ya percuma. Ini yang banyak saya dapati pada mereka, kitab-kitabnya lebih banyak dari pada diktat kuliahnya. Saya pernah bertanya kepada seorang teman yang baru belajar bahasa Arab namun sudah banyak beli kitab. Katanya, ” biar semangat belajar bahasa Arab. Masak punya banyak kitab kok gak dibaca.” Sering membaca kitab membuat mereka semakin jago dalam bahasa Arab.

(5). Belajar privat.
Sering saya jumpai beberapa teman mendatangi kamar kos kakak senior untuk belajat privat. Baik itu mengulang pelajaran atau menambah materi pengayaan. Biasanya ini dilakukan malam hari, di luar jadwal kelas bahasa Arab reguler. Jadi, mereka menambah jam belajar dengan “memaksa” para senior untuk mengajar privat. Fenomena yang banyak terjadi saat itu. Di sini seseorang bisa belajar dengan percepatan, karena tidak hanya mengandalkan pelajaran reguler klasikal.

(6). Membuka kamus.
Kamus Al Munawir hampir ada di setiap rak buku mereka. Ya, belajar bahasa asing tanpa kamus ibarat perang tanpa pedang. Dulu belum zamannya kamus online, semua mufrodat asing dicari di kamus secara manual. Dan ini tentu lebih terpatri di memori daripada sekedar mencari dengan mengetik di kamus online. Saking pentingnya kamus, konon katanya ada seorang Ustadz yang hafal satu kamus tentang bahasa Arab.

Ini yang saya lihat ada pada mereka, yang barangkali bisa ditiru oleh yang lainnya. Mengkombinasikan berbagai kegiatan “plus” seperti di atas akan menjadikan belajar bahasa Arab lebih bermakna.

Bermodal bahasa Arab dasar (nahwu-shorof) pun akan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Memang barangkali mereka bukanlah pakar, tapi setidaknya mereka tidak buta bahasa Arab dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang lain. Setelah menguasai yang dasar, insyaAllah akan lebih mudah dalam pengembangan ilmu selanjutnya. Benarlah dikatakan bahwa bahasa Arab kunci memahami dinul Islam.

Ini di antara kisah mereka para mahasiswa di Jogja, kurang lebih 15 tahun yang lalu.

Semoga jadi inspirasi semangat para sahabat yang sedang giat belajar bahasa Arab.

Penulis Ustadz Adika Mianoki Hafizhahullah

Bagikan ke sosial media

Profil Kami

Bagikan ke sosial media

All

INVESTASI MENDIDIK PULUHAN SANTRI WISMA MUSLIM

Terkumpul Rp 151.646
Tersisa 12 hari lagi

BANTU MENDIDIK PULUHAN SANTRI WISMA MUSLIMAH

Terkumpul Rp 131.075
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Dakwah YPIA Academy

Terkumpul Rp 369.004
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional YPIA

Terkumpul Rp 138.693.923
Tersisa 19 hari lagi

Donasi Pendirian Sekolah Islam SMP YAA BUNAYYA

Terkumpul Rp 108.957.172
Tersisa

Bantu Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Terkumpul Rp 110.210
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Radio Muslim Jogja

Terkumpul Rp 110.039
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Website Dakwah Islam

Terkumpul Rp 1.072.560
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Buletin At Tauhid

Terkumpul Rp 646.340
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Dakwah Kampus

Terkumpul Rp 100.133
Tersisa 12 hari lagi

Pembangunan Fasilitas SDIT Yaa Bunayya

Terkumpul Rp 10.247
Tersisa 12 hari lagi

Pilih Program

All

INVESTASI MENDIDIK PULUHAN SANTRI WISMA MUSLIM

Terkumpul Rp 151.646
Tersisa 12 hari lagi

BANTU MENDIDIK PULUHAN SANTRI WISMA MUSLIMAH

Terkumpul Rp 131.075
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Dakwah YPIA Academy

Terkumpul Rp 369.004
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional YPIA

Terkumpul Rp 138.693.923
Tersisa 19 hari lagi

Donasi Pendirian Sekolah Islam SMP YAA BUNAYYA

Terkumpul Rp 108.957.172
Tersisa

Bantu Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Terkumpul Rp 110.210
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Radio Muslim Jogja

Terkumpul Rp 110.039
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Website Dakwah Islam

Terkumpul Rp 1.072.560
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Buletin At Tauhid

Terkumpul Rp 646.340
Tersisa 12 hari lagi

Bantu Operasional Dakwah Kampus

Terkumpul Rp 100.133
Tersisa 12 hari lagi

Pembangunan Fasilitas SDIT Yaa Bunayya

Terkumpul Rp 10.247
Tersisa 12 hari lagi

Login Pengurus

Instagram

Website