Islam telah mengajarkan umat manusia bahwa hal seremeh lalat saja bisa menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam neraka. Baginda tercinta kita Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kisah populer tersebut dalam salah satu hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Tergelincirnya seorang hamba tersebut terjadi karena hal remeh berupa lalat tadi dijadikannya sebagai persembahan kepada berhala.
Dalam hadist yang sama di atas, seekor lalat pun bisa menjadi wasilah bagi seseorang untuk mati khusnul khotimah dan masuk surga. Hal tersebut terjadi karena orang tersebut menolak perintah untuk mempersembahkan sesuatu kepada berhala, walau hanya berupa lalat. Logika semata bisa menilai tindakan mempersembahkan lalat kepada berhala sebagai hal yang remeh, namun sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk menilainya sebagai tindakan syirik; sebesar-besarnya dosa walau hanya diperantarai seekor lalat.
Teladan para sahabat pun menunjukkan bahwa benih kebaikan yang kecil dapat tumbuh mengakar kuat nan menjulang tinggi menjadi sebuah amalan penuh keutamaan. Bilal bin Rabbah rahimahullahu ta’ala misalnya. Beliau memiliki sebuah kebiasaan kecil yang sekilas tidak terdengar spesial, yakni menjaga dan memperbaharui wudhu. Siapa sangka, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menilai kebiasaan tersebut sebagai amalan para penghuni surga dan menjadikannya sebuah sunnah yang sangat direkomendasikan untuk dilakukan seluruh umat muslim.
Di luar hadist, gendang telinga kita sejak kanak-kanak telah lazim mendengar pepatah “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Salah satu makna dari petuah lokal tersebut adalah hal-hal sekecil zarah yang dilakukan secara istiqomah bisa tumbuh menjadi suatu hal besar nan dahsyat. Sesederhana itulah YPIA memegang keyakinan dalam menjalankan segala program kebaikan berbasis Al-Qur’an dan As-Sunnah.
YPIA percaya bahwa kebaikan tidak terbatas pada hal-hal yang sifatnya fenomenal semata. Pandangan yang senantiasa YPIA pegang dalam menyiarkan dakwah, pendidikan, dan kebermanfaatan sosial adalah ikhlas berjuang sesuai kemampuan. Artinya, YPIA sangat menghargai niatan dan tindakan baik, sekalipun itu sangat kecil secara kasat mata. Siapapun di mata YPIA mampu berkontribusi dalam kebaikan, selama didasari oleh ilmu dan amal yang syar’i.
Potensi kebaikan dari kumpulan koin rupiah mendorong YPIA untuk mencetuskan program Kencleng Dakwah yang digerakkan oleh unit Radio Muslim Jogja. Potensi kebaikan dari mengajarkan mahasiswa hidup mandiri secara syar’i memantik YPIA untuk menjalankan program Wisma Muslim dengan puluhan peserta ikhwan dan akhwat baru berdatangan setiap tahunnya. Potensi kebaikan dari mencetak selembar ceramah menggerakkan YPIA untuk menebar ribuan buletin penuh petuah aqidah dan hikmah islami melalui Buletin At-Tauhid. Program-program sederhana tersebut merupakan secuil contoh dari rangkaian gerakan dakwah yang telah YPIA lakukan sepanjang belasan tahun belakangan atas izin Allah subhanahu wata’ala.
Potensi kebaikan tidak hanya dimiliki oleh mereka yang aktif menjadi peserta maupun panitia program saja. YPIA sangat memahami bahwa masih banyak kaum muslimin yang ingin berkontribusi, namun butuh bantuan fasilitas berupa cara berbagi yang semudah “cukup tekan pakai jari.” Oleh karenanya, YPIA membuka pintu kontribusi berupa sumbangan operasional dakwah yang bisa disalurkan hanya dengan meng-klik satu link berikut ini, yakni ypia.or.id/donasi/
Jangan lewatkan kesempatan berbuat kebaikan! Segera ambil peluang ibadah yang ada di depan mata. Boleh jadi, amalan yang kita remehkan sekarang adalah wasilah pelindung diri dari siksa api neraka sekaligus jalan yang benar-benar mengantarkan diri kita menuju surga. Aamiin.
